Seperti hal nya tahun 2007 yang lalu, 2008, 2009, dan skrg juga tahun 2011 aku tidak pulang rumah untuk Natal. Sepengetahuan ku, banyak teman-teman yang meminta saran atau sekedar pengen tahu rasanya Natalan jauh dari rumah dan malah terbeban dgn hal-hal lain, seperti kuliah, kerjaan, dll.
Tahun 2007 pertama kalinya aku tidak Natal-an dgn keluarga dan teman-teman di rumah. kemudian tahun 2008 ( Postingannya disini masih ada. -sedih dong gw pas baca lagi.) taon 2009 juga, terus taon 2010 aku niat-niat bolos kuliah, niat-niatin nabung, ga makan normal 1 minggu demi pulang Manado -dan tanpa restu mama-papa aku pulang. Selama 5 hari di Manado, semuanya worth-it. Biar pun ga Taon Baruan disana, tapi semua terasa berharga. Akhirny aaku merasakan Natal lagi. Natal indah ku tahun 2010.
Tapi sekarang aku tidak lagi pengen bercerita tentang Natal 2010, sesuai judul postingan ini aku mau bercerita tentang pemahaman aku dan tentang pemikiran aku untuk Natal 2011. Aku sudah bukan remaja lagi, aku pria dewasa berusia 22 tahun, aku dalam usia produktif ku -sudah sepantasnya aku tidak mengulangi kesalahan ku yang dulu-dulu, kecuali aku sendiri memutuskan untuk mengulanginya. Bagaimanapun juga, Natal ini terjadi gejala-gejala sedih seperti yang aku rasakan pada tahun-tahun sebelumnya. Sempat aku berpikir "ini gara-gara taon kemaren pulang rumah, makanya skrg berkecamuk bgt ni perasaan untuk Natal-an ga boleh bengong di kosan, ga boleh suntuk, apa pun harus terjadi."
Sekalipun yang terjadi adalah hal buruk, tapi setidaknya ada yang terjadi, karena dengan hanya bersedih-sedih merenung di kamar malah lebih buruk dari kejadian apa pun. Itu pendapat ku. Hingga pagi ini aku berniat untuk backpacker-an sendiri ke Bali, rencana-rencana lain juga sudah terpikirkan, sampe aku ingin sekali tidak merasakan Natal sama sekali aku ingin menelan obat tidur supaya natal tahun ini tidak terasa .... tapi semua itu batal dgn pertimbangan satu dan lain hal.
Aku sadar, Natal adalah saat dimana kita sendiri merayakan kelahiran Yesus Kristus -perayaan khusus bagi Yesus, dan adalah perayaan pribadi bagi jiwa kita dan Tuhan. Tapi tradisi membuat orang-orang bersama-sama merayakan Hari Raya ini. Pemikiran ku sekarang ini adalah tentang bagaimana caranya aku terlepas dari perasaan terikat dengan tradisi Natal ini, bukan terlepas dari perayaan khusus ku dengan Yesus.
Aku akan merayakan Hari Raya Kelahiran Yesus Kristus, itu antara aku dan diriNya.
12.19.2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar