Fase ini dalam hidup doa seseorang ternyata akan (mungkin) dilaluinya.. Hal ini disebut desolasi. Fase ini muncul ketika jiwa anda telah terkikis oleh sukacita doa, atau biasa dikenal dengan fase konsolasi. Ketika sukacita anda semakin dikikis dan akhirnya kehampaan pun datang..
Orang-orang kudus pun mengalami hal ini, termasuk diantaranya Beata Teresa dari Kalkuta atau St. Yohanes dari Salib yang mengalami Dark Night of the Soul atau banyak para kudus lain.
Apakah anda ingat ungkapan "eli, eli, lama sabach-thani?"
Ketika Allah Tuhan kita mengalami perasaan seperti itu. Justru Dialah yang merasakannya secara paling menyakitkan. Dia adalah Allah, tapi Dia merasa tertinggalkan.
Tentu saja Allah tidak benar-benar meninggalkan Dia, karena Dia itu Allah. Begitu pula Allah tidak akan pernah meninggalkan Beata Teresa Calcutta atau St. Yohanes dari Salib yang mengalami Dark Night of the Soul atau banyak para kudus lain.
Saat-saat seperti itu adalah saat-saat ketika kita dicobai, dan kita pun akan sangat rentan akan cobaan untuk meninggalkan hidup iman / disiplin iman kita. Perkataan Beata Teresa Calcutta:
"Dimana imanku? Bahkan jauh di dalam tidak ada apa-apa selain kekosongan. Jika [memang] ada Allah — tolong ampuni aku." [Perkataan Beata Teresa Calcutta sejenak setelah karyanya di tempat kumuh di Calcutta dimulai]Untuk sedikit mengerti masa kekeringan ini:
"Buat apa aku berkarya? Jika tidak ada Allah, [maka] tidak bisa ada jiwa. Jika tidak ada jiwa maka, Yesus, Engkau juga tidak benar [ie, maksudnya "tidak ada"]"
"Aku diberitahu bahwa Allah hidup didalam aku — namun realitas dari kegelapan dan kedinginan dan kekosongan begitu dalam sehingga tidak ada apapun yang menyentuh jiwaku."
"Aku ingin Allah dengan semua kekuatan jiwaku — namun diantara kita ada keterpisahan yang mengerikan."
"Aku merasakan kesakitan akan kehilangan yang begitu mengerikan, [yaitu] akan Allah yang tidak menginginkanku, akan Allah tidak sebagai Allah, akan Allah tidak benar-benar ada"
Catholic Encyclopedia: State or Way (Purgative, Illuminative, Unitive)
Desolasi--------------------------------------------------------------------------------------
Desolasi rohani berarti suatu perasaan ditinggalkan oleh Allah, dan [perasaan] ketidak-ada-an rahmatNya. Perasaan keterasingan ini bisa timbul karena berbagai penyebab. Bisa merupakan akibat dari disposisi alamiah atau temperamen, atau akibat dari keadaan eksternal; atau bisa berasal dari serangan-serangan iblis; atau dari Allah sendiri ketika bagi kebaikan kita Dia menarik konsolasi rohani dari diri kita. Sebagai suatu pembedaan kontradiktif atas konsolasi, desolasi rohani bisa berupa tiga jenis.
...
Jenis ketiga desolasi malah lebih parah. Yaitu suatu penggelapan terhadap pikiran dan suatu perasaan ditinggalkan yang begitu besar sehingga jiwa tergoda untuk tidak percaya akan keselamatan dan [juga] disiksa oleh pikiran-pikiran yang mengerikan melawan iman, melawan kemurnian, dan bahkan [disiksa] oleh pikiran-pikiran hujah--pengalaman paling menyakitkan yang harus ditanggung satu jiwa yang suci (lihat St. Yohanes dari Salib, op. cit., infra, bk. I, bab. xiv). Akan merupakan suatu kesalahan besar untuk membayangkan bahwa desolasi rohani menahan kemajuan dari kebajikan atau melemahkan semangat keriangan. Sebaliknya, [desolasi rohani] memunculkan kesempatan bagi kebajikan heroik dan kesempatan untuk melepaskan diri secara absolut dari kesenangan indrawi, baik yang sifatanya kodrati ataupun adikodrati. Pada saat yang sama kita bisa berharap dan berkeinginan agar kesedihan interior ini bisa dikurangi atau dibuat hilang, dan kita bisa berdoa kepada Allah untuk membebaskan kita darinya [ie. dari kesedihan interior], namun kalau semua upaya kita sia-sia, dan Allah mengijinkan desolasi berlanjut, yang tinggal adalah memasrahkan diri secara murah-hati kepada Kehendak IlahiNya.
informasi dalam artikel ini saya satukan / bersumber dari :
http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=4319
--------------------------------------------------------------------------------------
Seorang Protestant terkenal juga menyadari kebenaran yang sama. Namanya adalah Clive Staple Lewis atau C.S. Lewis. Lewis mengungkapkan pemahamannya akan masa kekeringan ini dalam karyanya yang sangat unik dan ingenious, The Screwtape Letters. Novel ini berisi surat menyurat antara seorang setan kecil (Wormwood) dengan setan senior, Screwtape, yang adalah boss dan juga paman dari Wormwood. Wormwood bertugas untuk menyesatkan manusia di dunia. Dalam melakukan tugasnya Wormwood sering kehabisan akal dan meminta petunjuk kepada sang bos yang lebih ahli dalam menjerumuskan manusia ke lobang kebinasaan. Berikut nasehat dari sang bos:
SCREWTAPE LETTERS, chap. VIII "Jangan tertipu, Wormwood. Tujuan kita tidak pernah terasa lebih membahayakan dibanding ketika seorang manusia, tidak lagi menginginkan, tapi masih berniat, untuk melakukan kehendak Musuh kita, melihat semesta dimana tiap jejak dariNya sepertinya telah hilang, dan bertanya mengapa dia telah ditinggalkan, dan tetap mematuhi". SURAT-SURAT SCREWTAPE, bab. VIII |
Mungkin bahasa Inggris abad 19 agak membingungkan. Basically, sang bos, Screwtape, mengatakan bahwa tidak ada yang lebih berbahaya bagi pencapaian tujuan para iblis dibanding ketika seorang manusia masih melakukan kehendak musuh mereka (ie. Allah) padahal si manusia tidak menginginkan untuk melakukannya. Juga ketika seorang manusia yang tidak merasakan Allah di semesta ini dan merasa ditinggalkan, tetap mematuhi kehendakNya.
Si setan Screwtape yang lebih berpengalaman tahu bahwa ketika manusia mengalami masa seperti itu, maka sang manusia berada dalam taraf spiritual yang tinggi.
Karena sangatlah gampang untuk melakukan kehendak Allah ketika kita masih dalam masa bulan madu iman, dimana doa, ibadah, amal dan lain-lain memberikan suatu rasa kedekatan dengan Allah.
Tapi sangatlah sulit untuk melakukan kehendak Allah dikala kita sendiri penuh keraguan akan Allah, kekosongan akan Allah, merasa ditinggalkan Allah. Ketika seseorang merasakan semuanya itu tapi masih tetap berdoa, beribah, beramal dan lain-lain maka dia benar-benar tahan uji.
Sebelum aku menyudahi, aku peringatkan:
JANGANLAH KALIAN PUNYA PIKIRAN SOK DAN MALAHAN MENCARI-CARI SAAT KEKERINGAN SPIRITUAL ATAU MALAHAN MINTA UNTUK DIBERI UJIAN TERSEBUT. JANGAN PERNAH PUNYA PIKIRAN KONYOL, "aku hanya ingin meningkatkan spiritualitasku!!!"
Allah akan menguji siapa yang Dia pikir siap dan patut diuji. Malahan lebih baik kalian selalu berdoa agar "janganlah biarkan kami masuk kedalam percobaan."
Beata Teresa dari Calcutta pernah berkata kira kira, "Allah tidak akan memberikan ujian yang tidak mampu diatasi. Tapi aku harap Dia tidak terlalu mempercayai kemampuanku dalam mmberikan ujian padaku."
-----------------------------------------------------------------------------
dan oleh karena saya (Rivan) sudah pernah mengalaminya, sekarang dalam hidup doa saya, dalam Doa Bapa Kami... saya sungguh bersungguh-sungguh saat mengatakan "...dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan... tapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin"
karena terbukti saya tidak kuat dengan cobaan. :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar